work

Sabtu, 17 September 2016

CERPEN

Ketika sahabat menjadi pengkhianat
Tinggal menghitung hari, UN pertama akan aku hadapi. Tepatnya UN waktu SD. Namaku Putri Adelia, aku mempunyai sahabat baik yaitu Nita, Lisa dan Nasya. Lisa dan Nasya adalah saudara kembar. Rencananya kami akan melanjutkan ke SMPN Favorit.
Ujian pun ku jalani selama 3 hari… Detik-detik pengumuman kelulusan pun datang. Semua murid kelas 6 tegang, dan akhirnyaaa… semua murid lulus “Alhamdulillah” ucapku bersyukur.
Sebagian besar teman-temanku melanjutkan sekolah ke SMPN Favorit. Masa orientasi kujalani selama 5 hari. Hari pertama di sekolah pun ku mulai, ketika aku masuk kelas, ternyata Nita, Lisa, Nasya sudah ada di dalam kelas. “hay Put!!” sapa Lisa “hay Lis!!” jawab ku, “oh ya, ngomong-ngomiong aku duduk dimana?” tambah ku, “duduk samping aku aja, lagian Lisa sama Nasya udah duduk sebangku.” Jawab Lisa, “iya Put” kata Lisa dan Nasya, “oke deh” kata ku.
Sekarang aku bukan kelas 6 lagi, aku sudah kelas 7, tepatnya kelas 7C, di dalam 7C terdapat 36 anak, tidak semua yang ada di kelas 7C berasal dari sekolah asalku, tapi banyak juga yang dari sekolah lain, berkat itu, aku mempunyai teman baru, tapi aku dan ketiga sahabat ku lebih dekat dengan Aya, Gina dan Intan.
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, tak terasa sudah 3 bulan aku di sekolah ini. Satu minggu lagi menjelang UTS, segala sesuatu telah aku siapkan. Hari Senin, setelah pulang sekolah aku punya janji dengan Nita, untuk mempersiapkan UTS. setelah ku tunggu 10 menit Nita datang “maaf ya Put, aku telat…” ucapnya meminta maaf, “nggak apa-apa kok Nit..!!” kataku, “yuk masuk” ajakku, “oke”
Aku dan Nita menuju kamarku, sesampainya di kamarku “memang Lisa sama Nasya gak kesini juga?” tanyanya, “enggak, katanya sih mau ke mall, nyari hawa” “terus kenapa kamu nggak ikut?” “males jalan, capek nggak punya duit juga hahaha” gimana kalau ntar aku traktir kamu?” “oke, aku mau! Tapi setelah belajar” aku dan Nita langsung belajar dengan semangat. Aku dan Nita sama-sama menyukai pelajaran matematika.
Tak terasa sudah satu setengah jam aku belajar “yuk Put!!” ajak Nita, “yuk, tapi aku ganti baju dulu ya” “ok” jawab Nita. Setelah 5 menit aku pun selesai ganti baju. Aku dan Nita langsung meluncur ke salah satu mall di kotaku, tempat tak begitu jauh dari rumahku. Kira-kira 15 menit taxi yang kami tumpangi akhirnya sampai di mall Ciputra. “kita mau belanja dulu atau mau makan dulu?” tanyaku, “makan dulu aja deh..!! aku laper ntar baru shopping” jawabnya, “ok deh” yaah memang kami begitu, satu sama lain saling menraktir. Hehehe.
Kami menuju ke salah satu resto. Kami duduk di meja no. 6 bersama Nita, “selamat sore.. mau pesan apa mbak?” ucap pelayan dengan senyum ramah. “aku pesen milk tea sama sosis BBQ aja deh mbak” ujar Nita pada pelayan tersebut, “kalau aku sama aja deh, tapi minumnya orange juice”, “baik, saya ulangi ya mbak sosis BBQ 2, milk tea 1, orange juice 1″ ulang pelayan tersebut tunggu 15 menit mbak, nanti kalau ada yang ditambahkan panggil saya aja mbak, terimakasih..” ucapnya dan segera meninggalkan meja kami, “Put, bukannya itu Lisa dan Nasya?” “mana?” tanyaku bingung “itu, tepat di depan kita” “itu, mereka mau kesini” ucap Nita, “gak pa pa, biarin aja,”
Tapi tiba-tiba mereka mengurunkan niatnya untuk makan karena lihat aku dan Nita sedang makan. Apa yang salah? Kenapa? Aku tak tahu, entahlah, aku bingung dan tiba-tiba nafsu makanku hilang “kamu kenapa Put?” “gak kenapa-napa kok” jawabku dengan nada tertekan.
Setelah makan, kami menuju ke salah satu butik di sana. Nita memilih-milih baju untuk kami berdua “bagus nggak?” “bagus kok” jawabku. “mbak ini dong, 2 ya” “iya mbak” jawab salah satu pelayan. Nita langsung menuju ke kasir dan membayar kedua baju tersebut.
Keesokan harinya aku berangkat dari rumah 06.30. Sesampainya di sekolahan aku menuju ke kerumunan anak di mading. “ooohhh, pembagian ruang” batinku dalam hati, dan langsung melihat namaku ‘Ruang 2’. “kamu ruang berapa Put?” suara Nita mengagetkanku, “aku ruang 2, kamu” “waah, sama dong”, ntar pulang sekolah main ke rumahku yukk!” ajak Nita, “oke”.
Aku dan Nita langsung masuk kelas. Sesampainya di kelas, Pak Susilo menyampaikan beberapa hal ke kami dan pembagian kartu UTS. “aku kok ngerasa nggak enak sama Nasya dan Lisa?” pikirku, bel pulang berdering, aku segera menghampiri Nasya dan Lisa, “kalian kenapa sih, kok sinis sama aku?” mereka berdua tak menjawab pertanyaanku dan langsung pergi meninggalkan ku. Aku dan Nita meluncur ke rumah Nita. Seperti biasa, jika UTS aku selalu belajar 3 kali sehari.
Setelah satu minggu UTS aku hadapi, tak pernah sekali pun aku berbincang-bincang dengan Lisa dan Nasya. Aku ngerasa mereka menjauh dariku. Hari selanjutnya, ku awali dengan senyuman, berharap hariku seindah senyumanku. Hari-hari di sekolah ku jalani seperti biasanya. Pulang sekolah, aku langsung menuju ke kamar kesayangan ku untuk beristirahat. Tiba-tiba, aku dengar suara “sepertinya ada orang yang bertengkar di ruang tengah” gumamku. Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menuju ke ruang tengah. Ternyata kedua orangtuaku sedang bertengkar. Aku hanya diam melihat kedua orangtuaku, seakan-akan semua anggota badanku tak bisa digerakkan. Aku tak tahu sebab mereka bertengkar “Ya Allah, cobaan apa yang engkau berikan kepadaku?”
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasanya. Aku ingin menceritakan semuanya kepada Nita, tapi kelihatannya Nita lagi sibuk mempersiapakan UTS susulan, karena dia sempat sakit waktu UTS. Aku mencoba untuk dekat lagi sama Lisa dan Nasya, tapi mereka tetap saja menjauh dariku, batinku berbicara “apa salahku? apa? kenapa mereka menjauhiku?” aku memikirkan hal itu terus-menerus, padahal dulu kita bersahabat dengan baik, kenapa sekarang jadi begini?”
Hari-hari ku lewati dengan kesedihan, karena sifatku yang sekarang yang menyendiri karena masalahku, Nita lama-lama juga menjauhiku, aku semakin bingung. Sekarang Nita malah bersahabat dengan Gina. Yaa… Gina adalah teman sekelasku. Aku terus berfikir “apa salahku?” 2 hari yang lalu, Nasya dan Lisa pindah sekolah. Aku pun tak tau, mereka pindah kemana dan tak tau kenapa mereka pindah, mungkin ayah mereka pindah keluar kota karena suatu pekerjaan.
Keesokan hari di sekolah, “hai Nit!” sapaku, “hai” jawab Nita sinis, aku mencoba tetap tersenyum walau hati ini menangis “kamu mau kemana?” tanyaku basa-basi, “mau masuk kelas” jawabnya sambil meninggalkanku. Aku menyusul Nita untuk masuk kelas dan menghampiri Nita, “Nit, kamu kenapa? Kelihatannya sekarang kamu menjauhiku” tanyaku pada Nita, “enggak kenapa-kenapa kok” jawabnya cuek, aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku hanya diam mematung. Nita pun meninggalkanku.
Dari pelajaran pertama sampai pelajaran terakhir, tak ada satu pun pelajaran yang aku perhatikan, dan pada pelajaran terakhir, “Putri…!! Coba ulangi apa yang tadi ibu jelaskan!” ucap ibu Nada(guru fisika) mengagetkanku “haaa? Apa bu?” Tanyaku kaget “ulangi apa yang ibu jelaskan tadi!!” “saya belum faham buu…” kata ku malu, “Makanya, kalau dijelaskan, jangan ngelamun terus..” “Iyaa Bu..”. Tteeettt… tteeett.. Bel sekolah pun berbunyi, pertanda sekolah telah usai. Biasanya, aku pulang ndengan Nita, sekarang aku pulang sendirian, dan Nita pulang bersama Gina. “Hai Put..?” Sapa Aya dan Nita, “Oh, Hai..” jawabku kaget, “Kamu tadi kenapa kok ngelamun di kelas..?” “Aku hanya ada sedikit masalah” kata ku, “Masalah apa?” Tanya Aya, “Kapan-kapan aku ceritain..” “Ok deh kalau begitu” Ucap Aya dan Intan bersamaan. Aku, Aya dan Intan, pulang bersamaan.
Pulang sekolah, aku langsung ke kamar, aku tak melihat kedua orangtua ku di rumah. Aku tak memikirkannya, aku langsung ke kamar untuk belajar, karena besok jadwal untuk remidi UTS, aku takut nilai ku di bawah KKM.
Hari pun sudah berganti, aku bersiap-siap untuk ke sekolah. Tokk.. Tookk.. Toookkk… “Seperti ada yang mengetuk pintu” kata ku, Aku langsung ke depan dan melihat siapa yang datang. Ternyata Aya dan Intan yang datang. “Pagi Putri..!!” Sapa mereka, “Pagi..” Balas ku, “Berangkat bareng yuk..” Ajak Aya, “Ayo..”. Aku sengaja tak makan di rumah, selama beberapa hari saat orangtua ku mulai bertengkar. Aku hanya makan jajan-jajan yang ada di kantin sekolah.
Sesampainya di sekolahan, aku langsung masuk kelas dan melihat semua teman sekelas ku mengerubungi Mading kelas, “Ada apa ini..?” Tanya ku pada Intan dan Aya, “mungkin ada nilai UTS kemaren” Jawab Intan, “Ayo kita lihat!” Ajak Aya. Dan ku lihat nama ku, ADELIA PUTRI. “Astaghfirullahal Adzim..” “Ada apa Put..?” “Nilai ku banyak yang di bawah KKM..” jawab ku sedih, “sabar Put, Kamu jalani aja dengan ikhlas, pasti kamu bisa..” Kata Aya menyemangati ku, Aku hanya tersenyum kecil. Ternyata, bayangan ku kemarin kalau nilai ku banyak yang di bawah KKM ternyata benar. Selama ini aku nggak pernah mendapatkan nilai yang sejelek ini. Untungnya, kemarin aku belajar, jadi remidi dengan 4 pelajaran, hanya ku jalani dengan waktu setengah hari.
“Putri..!!” Panggil Aya, “Apa Ya..?” “Kamu udah remidi?” Tanyanya, “Udah” “kita ke kantin yuk..!” Ajak Intan, “Ayo, Oh iya, kalian lihat Gina nggak?” Tanya ku sambil berjalan ke kantin, “lihat..!!” jawab mereka, “Dia tadi sama siapa?”, “Sama Gina”, “Ujar Intan”. Aku langsung menunduk dan sedih, tapi Aya dan Intan selalu menghibur ku.
Sesampainya di kantin, semua anak yang di kantin melihat ku, Aku bingung, lalu, aku bertanya pada Intan dan Aya, “kenapa semua melihat aku..?” “kita nggak tau..” jawab mereka. Salah satu dari mereka (yang melihat aku) berkata “Hei Putri..!!!! Anak kurang kasih sayang!!! Kasih sayang hanya berupa uang!! Orangtua selalu bertengkar!!! Kasian banget sih, hidup loe..!!” mendengar hal itu, aku tak kuasa membendung air mata ini, dan air mata ku jatuh menetes membasahi pipi ku, “sabar Put.. Kamu pasti kuat menghadapi hal ini” Suara Intan yang bermaksud untuk menyemangati ku, “Iya Tan..” Ucap ku sambil meneteskan air mata, “Kira-kira siapa yang memberitahu mereka siapa yaa Put..?” “Aku tak tahu, yang ku tahu, aku bercerita tentang hal ini hanya kepada Nita.” “Apa? Nita?!, bukannya Nita teman baik mu?” Tanya Aya, “Memang sih, tapi akhir-akhir ini sedang menjauhi ku..” jawabku dengan nada sedih
Tak terasa, bel pulang sekolah berbunyi. Aku bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku menaruh kertas hasil UTS ku di meja ruang tengah, agar orangtua ku melihat semua hasil UTSku yang di bawah KKM. Aku langsung menuju ke kamar mungilku. Rasanya badanku terasa nggak enak, aku memutuskan untuk tidur. Bangun tidur, aku melihat ke-2 orangtuaku di hadapanku. “Putri udah bangun?” Tanya ibuku, “udah Bu!” “Putri kok kelihatannya pucat?” tanya ayah, “masa sih yah? Putri rasa, putri baik-baik aja kok”. Ibu memegang dahiku dan katanya badan ku panas. “ibu, ayah putri mohon ibu dan ayah jangan bertengkar lagi” pintaku “iya Put, tapi kamu harus ke dokter ya!” aku hanya mengangguk.
Setelah ke dokter, ayah dan ibuku baikan, aku seneng banget, walau masalah dengan sahabatku belum selesai, tapi aku sudah sangat bersyukur.
Aku sempat tak masuk sekolah 2 hari, kring kring… hpku berbunyi, pertanda ada sms, ternyata sms dari intan “hai putt…! Kamu sakit apa? Nanti pulang sekolah aku ke rumahmu ya?” “aku Cuma sakit panas kok! Boleh, ku tunggu ya” balasku “oke put…”
Tak terasa udah jam 2 dan bentar lagi intan ke rumahku. Tok tok tok… “masuk…” kataku, dan yang datang ternyata Intan dan Aya. “mana Nita?” “Nita tadi udah pulang duluan, katanya sih mau shoping sama Gina” “oooh” jawabku singkat “oh ya kalian udah tau siapa yang nyebar berita kemarin?” “ternyata yang nyebar berita itu Nita Put..” aku tak bisa menjawab, aku terdiam sejenak “Putriii…!!!” “hah? Ada apa?” jawabku kaget “gak papa kok”. Setelah kami berbincang bincang cukup lama, Aya dan Intan pun berpamitan untuk pulang “kita pulang dulu ya Put” “oh ya Tan”
Hari selanjutnya, aku sudah merasa sehat, dan aku pun memutuskan untuk sekolah juga bermaksud untuk membicarakan tentang hal kemarin pada Nita. Sesampainya di sekolahan “Nita” “apa?” “maksud kamu apa? Nyebarin aibku? Selama ini aku udah percaya sama kamu, sekarang kamu malah khianatin aku!! Apa salahku? Aku kira kamu sahabat yang baik” ucapku sambil menahan tangis “kamu yang salah, dulu kamu lebih suka menyendiri, kamu egois Put!” “aku menyendiri karena aku punya masalah!” “kalau kamu punya masalah, kenapa gak cerita sama aku?” “aku takut kamu ikut kepikiran tentang masalahku dulu” jawabku sambil lari ke kamar mandi, aku menangis di kamar mandi.
Teeettt… Teeettt.. Bel masuk kelas berbunyi. Aku langsung masuk kelas dengan mata sembab. Beberapa pelajaran telah berlalu, dan waktunya pulang. Kali ini aku pulang bersama Intan dan Aya “Putri yang sabar yaa…” ucap Aya “kami mau kok jadi sahabat kamu, kami nggak akan nyakitin kamu” kata Intan, “iya Puttt…” tambah Aya “janji! Sahabat untuk selamanya” kataku dengan senyuman “janji Puttt” ujar Intan, “nahhh… Gitu donk senyum” tambah Aya.

Sekaranng aku akan lebih berhati hati dengan sahabat sahabatku, aku tak mau hal yang sama terulang lagi. Aku, Intan dan Aya sekarang menjadi sahabat baik. Gina dan Nita juga sudah berteman, Nasya dan Lisa di luar kota, mungkin mereka juga sudah punya sahabat sendiri, aku tak mau mengganggu persahabatan Nita dan Gina, walaupun hatiku sakit kalau melihat mereka sedang bermain bersama. Sahabat bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, namun mereka yang tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar